1.
SEJARAH KEPRAMUKAAN DI DUNIA
Sejarah
kepramukaan dunia berawal Baden Powell seorang warganegara Inggris. Pada awal
tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya sebagai bungkus acara latihan
kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan cerita tersebut kemudian terbit sebagai
buku "Scouting for Boys" Buku ini cepat tersebar ke seluruh negeri
Inggris, bahkan ke negara-negara lainnya dan berdirilah dimana-mana organisasi
kepramukaan (yang semula hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang ) yang
disebut Roy Scout. Kemudian disusul berdirinya organisasi gerakan puteri yang
bernama Girl Guides atas bantuan Agnes, adik perempuan Baden Powell dan
kemudian diteruskan oleh Ny. Baden Powell.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga yang disebut CUB (anak serigala)
dengan buku The Jungle Book, berisi cerita tentang Mowgli anak didikan rimba /
anak yang dipeliahar di hutan oleh serigala karangan Rudyard Kipling sebagai
cerita pembungks kegiatan tersebut.
Pada tahun
1914 mulai menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka. Rencana ini baru
dapat terlaksana mulai tahun 1919. Dari sahabatnya bernama W.F. de Bois Mac
Leren, Baden Powell mendapat sebidang tanah di Chingford,yang digunakan sebagai
tempat pendidikan Pembina Pramuka. Tempat ini terkenal dengan nama GILWELL PARK.
Tahun 1918
Baden Powell membentuk Rover Scout (pramuka usia penegak) untuk menampung
mereka yang sudah lewat usia 17 tahun, tetapi masih giat di bidang kepramukaan.
Tahun 1922 diselenggarakan Jambore Sedunia, di arena Olympic di London. Baden
Powell mengundang Pramuka dari 27 negara dan pada saat itu Baden Powell
diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia ( Chief Scout Of The World ). Sejak tahun
1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 anggota dan biro sekretariatnya di London, Inggris
2.
RIWAYAT HIDUP LORD BADEN
POWELL OF GILWELL
Lord Baden Powell merupakan pencetus gagasan mengenai
pembinaan remaja yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan pramuka. Baden
Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London. Nama sebenarna adalah Robert
Stephenson Smyth, sedangkan beliau putra seorang profesor geometri di
Universitas Oxford,
bernama Baden Powell, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell
sejak kecil yang berpengaruh padanya adalah :
1.
Ditinggal
bapaknya sejak kecil, dan mendapat pembinaan watak dari ibunya.
2.
Latihan
ketrampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya didapat
dari kakak-kakaknya.
3.
Baden
Powell sangat disenangi teman-temannya karena beliau selalu gembira,
lucu,cerdas, suka main musik, bersandiwara, oleh raga, mengarang dan
menggambar.
4.
Berpengalaman
di India sebagai Pembantu Letnan pada resimen 13 Kavaleri yang berhasil
mengikuti jejak kuda yang hilang, dan diketemukan di puncak gunung, serta
keberhasilan melatih panca indera pada Kimball O'hara.
5.
Pengalaman
terkepung bangsa Boer di Kota Mafeking,
Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makanan.
6.
Berpengalaman
mengalahkan kerajaan ZUlu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja
Dinizulu.
Pengalamannya
ditulis dan dibukukan menjadi sebuah buku dengan judul "Aids To
Scouting" yang sebenarnya memberi petunjuk kepada tentara muda inggris
agar dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik. Buku itu sangat menarik,
tidak hanya bagi pemuda bahkan orang dewasa. William Smyth sebagai salah
seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris meminta Baden Powell melatih
anggotanya sesuai dengan cerita pengalaman beliau itu.
Lalu
dipanggillah sebanyak 21 orang pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah di
negeri inggris, diajak berkemah dan berlatih di Pulau Brownsea pada tanggal 25
Juli 1907 selama 8 hari. Tahun 1910 Baden Powell minta pensiun dari tentara
dengan pangkat terakhir Letnan Jendral. Beliau mendapat titel Lord dari Raja
George pada tahun 1929. Baden Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames pada
tahun 1912 dan dianugerahi tiga orang anak. Baden Powell meninggal pada tanggal
8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika
3.
SEJARAH KEPRAMUKAAN DI INDONESIA
Masa Hindia Belanda
Masa Hindia Belanda
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan
perjuangan kemerdekaan Indonesia
serta ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan
pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu,
namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya
cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912,
yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta
kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders
Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia
adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa
S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916. Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas
dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada
adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi
"Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan
oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling
Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling
Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij
(NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale
Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu
itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu
Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ
dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928. Federasi ini tidak dapat bertahan lama,
karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa
Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu
Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu
Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia
baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang
bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie
Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan
Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni,
Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders
Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia
(KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI). Sebagai upaya untuk menggalang
kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI
merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami
beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang
kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia
Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di
Yogyakarta.
Masa
Bala Tentara Dai Nippon
"Dai Nippon" !
Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang
Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia.
Partai dan organisasi rakyat Indonesia,
termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan
PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap menyala
di dada para anggotanya.
Masa
Republik Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,
beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk
membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja,
menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa
Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29
Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia.
Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan
"Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai
satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia
karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948
waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta,
senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai
Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan
bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,.
Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera
Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri
tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di
Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan
dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia
mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi
baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan
kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa
Pandu Rakyat Indonesia bukan
lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri
PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan
pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia
merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor
93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah. Mungkin agak aneh juga
kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu
keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di
Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan
berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan
sedunia Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan
bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan
Puteri Indonesia) dan
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini
pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan
RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore
Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang
diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia.
Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun
kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar
di Ciloto, Bogor,
Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan". Kalau Jambore
untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan
perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat.
Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo
mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina. Nah,
masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.
KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA
Latar Belakang Lahirnya
Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan
menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan,
kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah
Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan
Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah
Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan
kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk
mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan
dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah
melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961
mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat
di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa
kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus
diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang
disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis
Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa,
Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah
Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia
Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan
seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.Ada perbedaan
sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden
itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor
121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan
Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof.
Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961,
tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka Kelahiran
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi
kepanduan yang terdapat di Indonesia
pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai
HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
• Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20
Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai
satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan
bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola
Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari
Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan
merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
• Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang
dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di
Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian
disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan
Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan
kepada masyarakat yang
didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini
terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian
disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan
Pramuka Diperkenalkan Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga
menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka
telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun
1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan
Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
dan Kwartir Nasional Harian.
Badan
Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat
17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk
dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun
demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun
1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan
rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8
orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari. Mapinas diketuai
oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden
RI dengan Wakil Ketua I, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara
itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI
Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.Gerakan Pramuka
secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14
Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di
Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel
Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan
berkeliling Jakarta.
Sebelum
kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari,
di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan
berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961)
yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa
perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI
PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan
anggota Gerakan Pramuka.
4. LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
I. Pengertian
Lambang
Lambang
Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan,
nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka yang
dicitacitakan oleh gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Almarhum
Bapak Soenardjo Atmodipuro, seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai
pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini digunakan
sejak tanggal 14 Agustus 1961, pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional
Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.
II. Bentuk dan Arti Kiasan
1. Bentuk
Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouelte) tunas kelapa.
2. Arti kiasan adalah Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan CIKAL
dan istilah CIKAL-BAKAL di Indonesia berarti : "Penduduk asli yang pertama
yang meurunkan generasi baru". Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Jadi
mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah
sehat, kuat, dan ulet, serta menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam
menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap
pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada dan dalam
keadaan yang bagaimanapun juga.
Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu
pohon tertinggi di Indonesia.
Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus,
yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh
sesuatu.
Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam tanah. Jadi mengkiaskan
tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan
landasan-landasan yang baik, benar kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan
yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga
akarnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna dan
membaktikan diri dan kegunaannya kepada tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
serta kepada umat manusia.
5. JENJANG PENDIDIKAN DALAM
GERAKAN PRAMUKA
Pendidikan dalam Gerakan Kepramukaan disesuaikan dengan
umur, psikologi, fisik dan kemampuan tiap individu. Jadi apabila umurnya sudah
melamoui batas tertinggi dari suatu golongan usia harus pindah ke golongan usia
lainnya. Sistem Pendidikan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk peserta
didik dan untuk dewasa. Lebih jelasnya sebagai berikut :
1. Untuk peserta didik.
Sistem
pendidikan untuk tahapan ini diatur melalui Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan
Syarat Kecakapan Khusus (SKK) serta Pramuka Garuda. Dengan sistem ini peserta
didik dibawa setingkat demi setingkat menuju tujuan Gerakan Pramuka. Pramuka
Siaga, untuk usia 7 - 10 tahun atau tingkat SD. Untuk SKU terdiri dari :
1.
Siaga
Mula
2.
Siaga
bantu
3.
Siaga
Tata
Untuk SKK hanya
ada satu tingkat terdiri atas bermacam-macam. Apabila telah mencapai siaga tata
dan memenuhi persyaratan tertentu dapat mencapai Siaga Garuda. Pramuka
Penggalang, untuk usia 11 - 15 tahun atau tingkat SD sampai SMP. Untuk SKU
terdiri dari :
1. Penggalang
Ramu
2. Penggalang Rakit
3. Penggalang Terap
2. Penggalang Rakit
3. Penggalang Terap
Sejak Penggalang
Rakit seorang pramuka dapat mencapai SKK sesuai pilihannya. Apabila telah
mencapai penggalang terap dan memenuhi persyaratan tertentu dapat mencapai
Penggalang Garuda.
Pramuka Penggalang, untuk usia 16 - 20 tahun atau tingkat SMU sampai Universitas. Untuk SKU terdiri dari :
Pramuka Penggalang, untuk usia 16 - 20 tahun atau tingkat SMU sampai Universitas. Untuk SKU terdiri dari :
1. Penegak
Bantara
2. Penegak Laksana
2. Penegak Laksana
Baik Penegak
Bantara maupun Laksana seorang pramuka dapat mencapai SKK sesuai pilihannya.
Apabila telah mencapai Penegak Laksana dan memenuhi persyaratan tertentu dapat
mencapai Penegak Garuda. Pramuka Pandega, untuk usia 21 - 25 tahun atau tingkat
Universitas. Untuk SKU terdiri dari satu tingkat saja yaitu Pandega. Apabila
sudah dilantik Pandega seorang pramuka dapat mencapai SKK sesuai pilihannya.
Apabila telah mencapai Pandega dan memenuhi persyaratan tertentu dapat mencapai
Pandega Garuda.
2. Untuk orang dewasa.
Untuk umur
diatas 25 tahun dan mempunyai tujuan dapat mengabdikan diri secara sukarela dan
aktif menjalankan kewajiban sebagai Pembantu Pembina, Pembina Pramuka, Pelatih,
Pembantu Andalan, Andalan, Majelis dan staf kwartir.Pendidikan ini bersifat
kursus baik di luar maupun didalam gerakan Pramuka.
a. Kursus Orientasi
1. Kursus
orientasi singkat
2. Kursus orientasi sedang
2. Kursus orientasi sedang
3. Kursus
orientasi lengkap
b. Kursus Pembina Pramuka Mahir
1. Kursus
Pembina Pramuka Mahir tingkat dasar, selama 90 jam
2. Kursus Pembina Pramuka Mahir tingkat lanjutan, selama 100 jam
2. Kursus Pembina Pramuka Mahir tingkat lanjutan, selama 100 jam
c. Kursus Pelatih Pembina Pramuka
1. Kursus
Pelatih Dasar atau KPD selama 1 minggu
2. Kursus Pelatih Lanjutan atau KPL selama 1 minggu
2. Kursus Pelatih Lanjutan atau KPL selama 1 minggu
d. Kursus untuk petugas Gerakan Pramuka
1. Kursus
Pengelola Kwartir
2. Kursus Andalan
3. Kursus Pamong Satuan Karya
4. Kursus Perlebahan
2. Kursus Andalan
3. Kursus Pamong Satuan Karya
4. Kursus Perlebahan
5. Kursus Instruktur
6. Kursus Pendidikan dan Kependudukan
7. Kursus Kader Koperasi
8. Kursus Ketrampilan Penyediaan Air bersih
9. Kursus Ketrampilan Perumahan Sehat
10. Kursus Peningkatan Mutu Makanan Rakyat dan sebagainya
6. Kursus Pendidikan dan Kependudukan
7. Kursus Kader Koperasi
8. Kursus Ketrampilan Penyediaan Air bersih
9. Kursus Ketrampilan Perumahan Sehat
10. Kursus Peningkatan Mutu Makanan Rakyat dan sebagainya
6. KODE
KEHORMATAN PRAMUKA
Kode Kehormatan Pramuka diatur dalam
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 12. Dimana kode kehormatan pramuka
merupakan Kode Etik anggota gerakan pramuka dalam kehidupan pribadi maupun
masyarakat sehari-hari yang diterima dengan sukarela serta dihormati demi
kehormatan dirinya. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang
disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari
Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan. Kode
Kehormatan Gerakan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu :
Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri
atas Dwisatya dan Dwidarma
Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma
Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan Dasadarma
Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan
Dasadarma
Kode Kehormatan Pramuka anggota dewasa
terdiri atas Trisatya anggota dewasa dan Dasadarma.
DWI SATYA
Aku berjanji akan
bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut undang-undang.
Setiap hari berbuat kebaikan.
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut undang-undang.
Setiap hari berbuat kebaikan.
DWI DARMA
Siaga itu menurut
ayah dan ibundanya.
Siaga itu berani dan tidak putus asa.
Siaga itu berani dan tidak putus asa.
TRI SATYA (Untuk
Pramuka Penggalang)
Demi kehormatanku
aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila.
menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat.
menepati Dasadarma
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila.
menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat.
menepati Dasadarma
TRI SATYA (Untuk
Pramuka Lainnya)
Demi kehormatanku
aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila.
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
menepati Dasadarma
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negeri Kesatuan Republik Indonesia, dan menjalankan Pancasila.
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.
menepati Dasadarma
DASADARMA PRAMUKA
Pramuka itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil dan gembira
7. Hemat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran ,perkataan dan perbuatan
7. SALAM
PRAMUKA
Dalam Gerakan
Pramuka kita mengenal 3 macam salam pramuka, yaitu :
1. Salam Biasa
Dipergunakan
apabila seorang pramuka jumpa dengan pramuka lain, untuk pertama kali atau yang
terakhir kali pada hari itu. Siapa yang melihat dulu dialah yang harus memberi
salam terlebih dahulu tanpa aba-aba, tidak pandang pangkat, tua maupun muda. Salam
tersebut dapat diberikan sambil berjalan, sedang duduk, naik sepeda ataupun
kendaraan. Jadi tidak harus berdiri.
Cara
memberikan salam adalah dengan mengayunkan tangan kan ke arah pelipis kanan. Kelima jari rapat
dan lurus dengan lengan ke bawah. Telapak tangan menghadap ke bawah, ujung jari
telunjuk menyentuh pelipis. Lengan kanan atas membuata siku-siku pada ketiak. Siku
kita agak ke depan sedikit. Jika tangan kanan membawa tongkat , maka tongkat
itu diangkat lurus ke atas kira-kira sepuluh cm. Tangan kiri letakkan merata ke
depan dada dengan telapa tangan menghadap bawah dan ujung ibu jari menempel
pada tongkat. Jika tangan kanan membawa atau memegang sesuatu, kita boleh hanya
kepala saja atau mengucapkan salam ataupun melambaikan tangan kiri.
2. Salam Hormat
Salam ini
dipergunakan apabila seorang pramuka :
Bertemu dengan seorang yang wajib
dihormati. Melihat bendera merah putih sedang dikibarkan atau diturunkan. Kalau
kebetulan sedang mengerjakan sesuatu , lalu mendengar tanda sang merah putih
dikibarkan atau diturunkan, maka dia harus berhenti sebentar dari kesibukannya,
segera berdiri tegak di tempat menghadap bendera dan memberi salam hormat
mengikuti naik dan turunnya Sang Merah Putih. Mendengar lagu Indonesia Raya,
kalau ikut menyanyi tidak perlu memberi salam. Bertemu jenazah, cara memberikan
salam sama dengan salam biasa tetapi badan harus tegak dengan sikap sempurna.
3. Salam
Janji
Dipergunakan apabila seorang pramuka
mendengar temannya mengucapkan Janji Tri Satya. Begitu mendengarkan ucapan
"demi kehormatanku aku berjanji......" maka semua Pramuka yang hadir
wajib memberikan Salam Janji secara otomatis walaupun tanpa aba-aba. Cara
memberi salam sama dengan salam hormat. Jika tangan kanan membawa tongkat, maka
tongkat itu dipegang tangan kiri dan dimiringkan bagian atasnya ke kiri.
Kemudian dengan tangan kana memberikan salam janji, sesudah selesai kembali
memegang tongkat kembali
8. SAKA (
SATUAN KARYA )
Satuan Karya
(SAKA) merupakan salah satu bagian dari Gerakan Pramuka yang menampung anggota
pramuka dari Penegak dan Pandega yang ingin meningkatkan ketrampilan, mendalami
bidang-bidang tertentu sesuai dengan minat dan ketrampilannya. Yang bidang
tersebut tidak didapat dalam satuannya. Adapun macam saka di tiap daerah
berbeda-beda sesuai dengan kemampuan daerah tersebut, misalnya hanya daerah
yang mempunyai pantai atau sarananya yang bisa mempunyai saka bahari.
Macam-macam saka adalah sebagai berikut :
|
Saka
ini mengutamakan dalam bidang Keluarga Berencana (KB). Kegiatan yang
dilakukan adalah penyuluhan KB , pelatihan anggota yang mahir dalam KB maupun
mengadakan pelaksanaan KB untuk masyarakat.
|
SAKA KENCANA
|
|
|
Saka
ini mengutamakan dalam bidang kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan
berhubungan dengan kesehatan dan kedokteran seperti pelaksanaan pelayanan
kesehatan
|
SAKA BHAKTI HUSADA
|
|
|
Saka
ini mengutamakan dalam bidang kehutanan. Kegiatan yang dilaksanakan seperti
penjelajahan hutan, pengenalan alam, pembersihan hutan dan hal semacamnya.
|
SAKA WANABAKTI
|
|
|
Saka
ini mengutamakan dalam bidang udara. Kegiatan yang dilaksanakan seperti
terjun payung, layang gantung.
|
SAKA DIRGANTARA
|
|
|
Saka
ini mengutamakan dalam bidang pertanian. Kegiatan yang dilaksanakan seperti
bercocok tanam, penyuluhan pertanian, pembibitan.
|
SAKA TARUNA BUMI
|
|
|
Saka
ini mengutamakan dalam bidang kelautan. Kegiatan yang dilaksanakan seperti
menyelam, berlayar, penelitian laut.
|
SAKA BAHARI
|
|
|
Saka
ini mengutamakan dalam bidang kepolisian. Kegiatan yang dilaksanakan seperti
pelatihan kepolisian, lalu lintas, pengamanan dan ikut serta membantu polisi.
|
SAKA BHAYANGKARA
|
9. Pertemuan-pertemuan
Pramuka
Selain
mengadakan latihan rutin, anggota pramuka mengadakan pertemuan yang dihadiri
oleh sesama anggota Pramuka sejenis .Pertemuan serupa itu dilaksanakan pada
waktu-waktu tertentu, seperti ulang tahun Gudep, hari Pramuka dan sebagainya.
Sesuai dengan golongannya, maka pertemuan anggota Pramuka dibedakan atas :
A. Pertemuan Pramuka Siaga
Pesta Siaga
Kegiatan ini dapat dilaksanakan untuk tingkat Desa,
Kecamatan dan Cabang. Dapat berupa rekreasi, permainan bersama, darmawisata,
lomba ketangkasan dan ketrampilan. Hingga sifatnya rekreasi, kreatif, riang,
gembira, yang memerlukan banyak gerak seperti lomba ketrampilan dan
ketangkasan.
B. Pertemuan Pramuka Penggalang
1. Jambore
Kegiatan ini
dapat diadakan untuk tingkat Kecamatan, Cabang, Daerah dan Nasional.
2. Lomba Tingkat
Kegiatan dimana
para penggalang putra dan putri baik beregu atau perorangan berlomba dalam
dalam sejumlah ketrampilan, ketangkasan, maupun yang berhubungan dengan
perkembangan jasmaniah dan rohaniah anggota penggalang. Bertujuan untuk
mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara pramuka Penggalang dan
menguji kemampuan dan kecakapannya. Tingkat Peserta Lomba sebagai berikut:
Lomba Tingkat I (LT- I) tingkat Gugus Depan
Lomba Tingkat II (LT- II) tingkat Ranting
Lomba Tingkat III (LT- III) tingkat Cabang
Lomba Tingkat IV (LT- IV) tingkat Daerah
Lomba Tingkat V (LT- V) tingkat Nasional
C. Pertemuan
Pramuka Penegak
1. Perkemahan Wirakarya
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan pembinaan mental,
fisik, pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan Pramuka Panegak dan Pandega,
sehingga mereka siap ntuk menghadapi tugas-tugas di dalam masyarakat. Bobot
utamanya pada kreatif dan rekreatif.
2. Raimuna
Kegiatan ini berupa perkemahan untuk mempertemukan Panegak
dan Pandega. Bobot utamanya pada kegiatan produktif.
3.
Muspanitera (Musyawarah Penegak dan Pandega
Puteri dan Putera)
Kegiatan ini merupakan forum musyawarah antara Panegak dan
Pandega untuk membahas masalah organisasi, kegiatan dan sebagainya. Untuk
tingkat nasional tiap 5 tahun sekali, untuk tingkat daerah 4 tahun sekali dan
untuk cabang tiap 3 tahun sekali.
4. Pesta Karya
10. BENDERA GERAKAN PRAMUKA
Bendera Gerakan
Pramuka berbentuk segi empat panjang dan beukuran tiga banding dua, berwarna
dasar putih, ditengah-tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna
merah. Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran
lebar 1/10 dari lebar bendera. Letaknya 1/10 dari lebar bendera, dari sisi atas
dan sisi bawah.
Pada bagian
pinggiran tempat tali bendera terdapat jalur merah sepanjang lebar bendera
dengan ukuran lebarnya 1/8 dari panjang bendera, dengan tulisan a. untuk nama
Kwartir, b. untuk nama gugus depan dan nomor gugus depan.
Ukuran untuk tingkat :
Nasional : 200 x 300 cm
Daerah : 150 x 225 cm
Cabang : 90 x 135 cm
Ranting : 60 x 90 cm
Gugus Depan : 60 x 90 cm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar